Seberapa sering anda berpikir bahwa anda merasa sendiri dan kesepian? merasa Tidak ada teman yang mau join bersama, atau keluarga/saudara serasa nun jauh disana? Dan apakah memang begitu kenyataannya?? Sebagai manusia seperti biasa pun saya pernah berpikir seperti itu. Saya benar2 kesepian. all alone kata orang Jawa. Lho Jawa?!
Lalu, apakah yang anda lakukan jika anda merasa seperti itu? Mematung, berdiam diri? Menjalani hobby anda? Atau menari hulahup diatas genteng rumah, biar diliatin anak monyet depan rumah? :D
Kalo saya pribadi, hal pertama yang saya lakukan mencoba instrospeksi diri, apakah saya punya salah ke teman2 atau saudara saya. Ini dulu yang saya lakukan dulu pada awalnya. Pikir, pikir, pikir, dan terus berpikir membuat saya di opname di RSU gara-gara kena serangan penyakit Hidrosefalus dadakan (engga lhaa…!) yang jelas saya tidak mendapatkan apa2 setelah bertapa sekian lamanya. Nothing.
Akhirnya saya menjalani hari-hari seperti biasa walaupun ada keganjilan disekitar saya. Suatu saat saya tidak sengaja mendengar ada beberapa orang yang sedang membicarakan sesuatu. Dan nama saya pun terpanggil. Feeling saya pun bergerak cepat menangkap sinyal bahwa akan terjadi sesuatu. Ternyata Celana dalam saya melorot ! (apa hubungannya yaaa -.-“ hehe) dalam percakapan itu saya menjadi salah satu tersangka suatu masalah. Dengan pelan, saya bergerilya mencari info tentang masalah apa. Dan saya tahu masalah itu, duduk permasalahan itu karena perbedaan sudut pandang antar teman. Tak perlu saya ceritakan masalahnya. Intinya saya seperti buah simalakama, dimakan saya kenyang ga dimakan mubadzir. Hehehe
Saya stress karena merasa kesepian. pihak A meninggalkan saya, meskipun saya sudah minta maaf. Pihak B bersikap seolah tidak ada apa2. Hmm,,capek banget batin merasakan seperti ini. Saya hanya pasrah menerima apa yang terjadi dengan perasaan kacau balau saat itu. Suatu ketika di kelas psikologi membahas tentang motivasi. Saya konsultasi kepada dosen tentang hal ini dengan mengumpamakan teman saya sebagai saya. Di kelas tersebut saya seperti diberi pencerahan oleh Tuhan. Kalimat inti yang bisa saya ambil sarinya dari bu Dosen,“anda tidak akan pernah bisa merasakan bahwa anda hidup, jika anda tidak pernah bersalah. Berbanggalah jika anda pernah dijauhi oleh teman anda. Masih banyak celaan yang bakal anda terima di masyarakat nanti. Masalah jangan dijadikan beban, namun itu adalah tanda bahwa teman2 sayang kepada anda. Tetaplah jadi diri anda sendiri. Jangan pernah men-judge bahwa anda buruk. Tidak ada yang berhak merubah sifat dan ciri khas anda bahkan orang tua anda sendiri!“ begitulah kurang lebih.
Setelah sadar bahwa memang inilah diri saya, tidak semua orang bisa menerima sifat buruk saya. Tidak semua orang bisa memaafkan saya. Dan yang saya yakini, tidak mungkin semua orang akan benci kepada kita. Entah benci atau suka itulah kenyataan. Saya hanya ingin menghargai diri saya sendiri. Anda boleh tahu harga saya, saya Rp 60.000,- /potong (hahaha . emang daging sapiii !!) saya jadi ingat, setelah mendapat anugrah tadi, saya terinspirasi oleh lagunya Vierra yang berjudul Manusia. Begini Lirik lagunya :
Mungkin aku bersalah
Mungkin aku berdosa
Mungkin ini takdirku
Tuk menempuh semua
Reff : dann,, aku hanyalah manusia, bisa bersalah dan menyakiti
Aku hanyalah manusia, tak seperti tuhan yang sempurna
Ku terlalu berharap
Ku terlalu meminta
Ku terlalu mencoba
Tuk melangkahinya
(Reff)
Jika anda belum punya liriknya? Ambil aja. Gratis kok! :P
Yaaa..mungkin begitulah curhatan saya hari ini. Semoga temen2 juga ada yang bisa terinspirasi dari kata2 dosen saya tadi. Terima kasih ibu Sumi’. I’ll always remember your passage (lagi keminggris sayaa..ga tau deh bener atau salah, hehe . )
Buat OOPPPS ! ma UFIS , salam dari saya We’re UNIQUE !! Be yourself Palz ! :D
kind of thing
9 tahun yang lalu


Sabtu, 06 Februari 2010
